Joule Thief

Joule Thief merupakan rangkaian untuk menaikkan tegangan hingga puluhan kali lipat dengan memanfaatkan komponen induktor yang di osilasikan. adapun rangkaiannya seperti dibawah.
Rangkaian Joule Thief dengan memanfaatkan Trafo CT
Rangkaian Joule Thief dengan memanfaatkan Trafo CT
Rangkaian ini akan membangkitkan pulsa pada kaki kolektor transistor, besarnya Frekuensi pulsa ini di tentukan oleh nilai tahanan pada kaki basis transistor. frekuensi pulsa pada kumparan primer ini akan menimbulkan medan magnet, nah medan magnet ini akan menginduksi kumparan sekunder sehingga kumparan sekunder menimbulkan energi listrik. pada dasarnya output Joule Thief diambil pada kaki kolektror transistor. namun pada percobaan ini saya mengambil output pada lilitan sekunder trafo.
untuk lebih jelasnya anda bisa melihat video dibawah ini
https://youtu.be/pWvbUYVqXiY

Related Posts:

Simulasi Pintu Otomatis dengan Gerbang Logika

Sesuai dengan namanya rangkaian ini menggunakan gerbang logika And, Or, dan Not untuk mengontrol putaran motor baik itu kekiri maupun kekanan, dengan inputan sensor berat 1 dan sensor berat 2 sebagai pendeteksi adanya beban orang, dan sensor open dan sensor close sebagai limit switch agar motor tidak terbakar prinsip kerjanya sederhana yaitu menonaktifkan motor ketika pintu sudah terbuka maupun tertutup. untuk driver motor bisa menggunakan ic L293D sebagai driver stepper. untuk mendasain rangkaian pertama kita akan membuat tabel kondisi.
Tabel Kebenaran
Tabel Kebenaran

  • Kondisi pertama motor akan close ketika sensor berat 1 dan sensor berat 2 bernilai 0 dan sensor close harus bernilai 0 sedangkan sensor open  bisa 1/0. nilai 0 menandakan bahwa pintu sedang di tutup sedangkan 1 menandakan motor akan aktif dan menutup pintu
  • Kondisi kedua motor akan open ketika salah satu sensor berat 1 atau sensor berat 2 bernilai 1 atau keduanya bernilai 1 dan sensor open harus bernilai 0 sedangkan sensor close bisa 1/0. nilai 0 menandakan bahwa pintu sedang dibuka sedangkan 1 menandakan motor akan aktif dan membuka pintu.
Adapun rangkaiannya seperti terlihat dibawah
Skema Rangkaian
Skema Rangkaian
untuk melihat hasil simulasi silahkan klik link dibawah
https://youtu.be/tFQrx97a3qY

Related Posts:

Multivibrator

Rangkaian Multivibrator Bistabil
Rangkaian Multivibrator Bistabil

Response Multivibrator Bistabil
Response Multivibrator Bistabil

Rangkaian Multivibrator Monostabil
Rangkaian Multivibrator Monostabil

Response Multivibrator Monostabil
Response Multivibrator Monostabil

Rangkaian Multivibrator Astabil
Rangkaian Multivibrator Astabil

Response Multivibrator Astabil
Response Multivibrator Astabil
Dari ketiga jenis multivibrator ini memiliki fungsi yang sama, salah satunya sebagai pembangkit sinyal atau gelombang. Pada multivibrator bistabil onnya transistor sebelah kiri maka transistor sebelah kanan akan off, begitupun sebaliknya. Adapun delay on dan offnya transistor ditentukan oleh nilai dari kapasitor 200 pF, dimana semakin besar nilai kapasitor tersebut maka akan semakin besar delay on dan offnya transistor. Pada multivibrator jenis ini harus digunakan pemicu gelombang kotak serta membutuhkan tegangan catu ganda +10v dan -10v.

Pada multivibrator jenis monostabil, delay dari transistor bisa diatur baik itu delay off maupun delay on, nilai delay ketika sinyal low dapat diatur dengan mengubah nilai dari kapasitor 0.02 uF, dimana semakin besar nilai kapasitor ini maka akan semakir besar delay, dan untuk delay high dapat diatur nilai kapasitor 100 pF. hal ini di karenakan sifat dari kapasitor itu sendiri yang membutuhkan waktu untuk mengisi dan melepaskan muatan. multivibrator jenis ini biasanya memiliki satu gelombang output. Jenis ini juga hampir sama dengan jenis bistabil, dimana memiliki kesamaan yaitu sama-sama membutuhkan pemicu dan tegangan ganda.

Pada multivirator jenis astabil, memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis multivibrator lain salah satu kelebihannya adalah hanya membutuhkan catu daya tunggal (positif) dan pada jenis ini pun tidak membutuhkan sinyal pemicu. Jenis ini juga bisa disetel lama delay of dan on dari transistor itu sendiri seperti jenis multivibrator lain dengan cara mengatur nilai kapasitor 618 pF dan 1.55 nF.

Related Posts:

Water Level Sederhana Menggunakan Gerbang Logika

Kali ini kita akan berbagi cara membuat water level sederhan menggunakan gerbang logika dasar. pertama kita harus mengetahui dulu apa sih Water Level itu? Water Level adalah suatu rangkaian elektronika untuk mendeteksi level/tingkat air didalam tangki/bak. Rangkaian ini sangat berguna untuk memonitoring ditempat-tempat yang susah untuk dijangkau seperti diatas gedung, memang bisa kita mengecek secara manual tapi tidak ada salahnya kalau kita memanfaatkan Rangkaian Sederhana ini, dijamin akan lebih praktis daripada kita mengeceknya secara manual. untuk selanjutnya mari kita mulai tahapannya. Pertama kita harus merancang Output Keinginan kita dalam bentuk tabel, kita bisa menyebutnya dengan tabel keinginan atau tabel kasus.
Tabel keinginan
Tabel keinginan
Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa:

  • Jika semua sensor bernilai 0 karena tidak ada air maka indikator tidak ada air menyala.
  • Jika sensor air sangat rendah bernilai 1 maka indikator air sangat rendah menyala.
  • Jika sensor air rendah dan sensor air sangat rendah bernilai 1 maka indikator air rendah menyala.
  • Jika sensor air sedang, sensor air rendah dan sensor air sangat rendah bernilai 1 maka indikator air sedang menyala.
  • Jika sensor air penuh, sensor air sedang, sensor air rendah dan sensor air sangat rendah bernilai 1 maka indikator air penuh menyala.
jika kita selesai merancang tabel keinginan/tabel kasus maka langkah selanjutnya kita akan merancang bagaimana penempatan dari sensor.
Penempatan Sensor
Penempatan Sensor
sensor yang digunakan berjumlah 4 buah, sensor bisa dibuat dengan kabel biasa. Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan sifat air yang merupakan penghantar. sebenarnya sensor ini tidak praktis karena sekarang ada jenis sensor lain yang menurut saya lebih praktis, mungkin lain kali kita akan bahas. untuk selanjutnya kita merancang rangkaiannya, ada beberapa cara untuk merancang tapi yang paling mudah dengan menggunakan Peta Karnaugh atau Karnaugh Map. kita anggap semua sudah bisa menggunakannya, mari kita lihat rangkaiannya!
Rangkain Water Level
Rangkain Water Level
Ada yang merasa aneh dengan rangkaiannya? sebenarnya bukan aneh tapi tidak sama. Kenapa tidak sama? Disini saya membuat tidak menggunakan metode Karnaugh Map tapi menggunakan Logika saya. Terus kenapa tidak menggunakan Karnaugh Map? Sebenarnya setelah saya buat rangkaian baru saya mengetahui tentang Karnaugh Map. kita kembali ke topik. Kita misalkan saklar 1,2,3 dan 4 (lihat gambar rangkaian water level, penunjuk hitam) sebagai sensor air 1,2,3 dan 4 (lihat gambar penempatan sensor). cara kerja sensor ini adalah dengan mendeteksi ada tidaknya air. Dengan kata lain sensor tersebut akan bernilai 1 jika terkena air dan sebaliknya akan bernilai 0 jika tidak terkena air. Sehingga hasilnya akan ditampilkan pada lampu indikator level air (lihat gambar rangkaian water level, penunjuk merah). nah dibawah ini ada rangkain menggunakan IC.
Rangkain Water Level IC
Rangkain Water Level IC
Dikarenakan rangkaian ini tidak menggunakan Karnaugh Map maka ada beberapa hal yang menyebabkan error, tapi error ini tidak masalah. mari kita lihat tabel kebenarannya!
Tabel Kebenaran Water Level
Tabel Kebenaran Water Level
perhatikan pada tabel baris 3, disini terlihat bahwa indikator tidak ada air bernilai 1, hal ini disebabkan karena input sensor air rendah bernilai 1 dan sensor dibawahnya (sensor air sangat rendah)  bernilai 0. jelas hal ini tidak mungkin karena jika sensor air rendah bernilai 1 maka otomatis sensor air sangat rendah yang berada dibawahnya juga akan bernilai 1. begitupun dengan error di baris 5, 6, 7 dan lain-lain. Error ini tidak akan mungkin terjadi kalau kita menggunakan Karnaugh Map. adapun untuk persamaanya dapat dilihat pada gambar dibawah.
Persamaan Rangkaian
Persamaan Rangkaian 


untuk melihat video simulasinya dapat mengunjungi
https://youtu.be/6OgbEB2pS5Y

Related Posts:

Simulasi Sistem Pembuangan Air Waduk Otomatis Dengan Menggunakan Gerbang Logika

Pada dasarnya untuk membuka maupun menutup pintu waduk harus dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan, hal ini jelas merepotkan dikarenakan hampir semua peralatan sudah mengadopsi sistem otomatis bahkan sekarang mobil otomatis pun sedang dikembangkan, bayangkan jika mobil ini sudah mengaspal, kita tidak perlu lagi menyetir dan mobil inipun bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan. Inilah kehebatan dari sistem otomatis. Terus kenapa kita tidak mencoba membuat suatu sistem otomatis yang sederhana?
Waduk Lhokseumawe
Waduk Lhokseumawe
Waduk yang kita survey yaitu waduk yang beralamat di kota Lhokseumawe, Aceh. Waduk ini memiliki 4 pintu, 3 pintu dari arah Kota Lhokseumawe dan 1 pintu yang mengarah ke laut dan pintu inilah yang akan kita buat sistem otomatisnya. Pertama agar air didalam waduk dapat mengalir kelaut maka air didalam waduk harus lebih tinggi daripada air di laut, sehingga dapat kita buat sebuah sistem pengontrol pintu pembuangan air secara otomatis dengan cara membandingkan level air diwaduk dengan level air di laut.

Aturan pertama, jika air didalam waduk lebih tinggi daripada air dilaut maka pintu pembuangan harus terbuka secara otomatis dan air dapat mengalir kelaut

Aturan kedua, jika air dilaut lebih tinggi daripada air didalam waduk maka pintu harus tertutup secara otomatis dan air tidak akan masuk kedalam waduk

Untuk berjaga-jaga kita harus memasang sensor warning dan pompa untuk mengantisipasi air didalam waduk agar tidak meluap ke arah kota. Hal ini bisa disebabkan karena air laut sedang pasang dan curah hujan juga tinggi. Maka dari itu muncul aturan ketiga

Aturan ketiga, jika air laut pasang danair diwaduk juga sudah penuh maka pompa harus menyala secara otomatis dan air akan dibuang ke laut.
Posisi Sensor Level
Posisi Sensor Level
Untuk desain penempatan sensor dapat dilihat seperti gambar diatas, ada 9 sensor level, 4 diataranya dipasang di bagian laut, 4 sensor dibagian waduk, kedelapan sensor ini akan membandingkan lebih banyak mana air dilaut atau air di waduk. Syarat pemasangan sensor harus sejajar antara bagian laut dan bagian waduk agar perbandingannya akurat. Dan sisa 1 sensor dibagian saluran air dari kota, sensor ini akan mendeteksi kalau air diwaduk sudah penuh dan air masukan dari arah kota hampir meluap.
Tabel Kebenaran Untuk Pintu
Tabel Kebenaran Untuk Pintu 
Perhatikan tabel kebenaran diatas! Lihatlah pada bagian yang diwarnai, output pintu pembuangan akan bernilai 1 ketika banyaknya sensor yang bernilai 1 di area waduk lebih banyak daripada banyaknya sensor yang bernilai 1 di area laut, ini menandakan bahwa air diwaduk lebih tinggi daripada air di laut, sehingga pintu akan terbuka untuk mengosongkan isi air waduk. Terus bagaimana jika air laut lebih tinggi atapun sejajar dengan air waduk maka pintu pembuangan tidak akan terbuka.
Tabel Kebenaran Untuk Pompa
Tabel Kebenaran Untuk Pompa
Perhatikan tabel pompa! Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pompa akan aktif ketika sesnsor warning bernilai 1 dan pintu pembuangan sedang tertutup atau bernilai 0. Terus kenapa pintu pembuangan harus tertutup? pintu pembuangan tertutup manandakan bahwasannnya air laut lebih tinggi dari air di dalam waduk jadi pintu pembuangan harus tertutup agar air laut tidak masuk ke dalam waduk.
Skema Rangkain Pembuangan Air Waduk Otomatis
Skema Rangkain Pembuangan Air Waduk Otomatis
Perhatian rangkaian diatas! Rangkaian ini dibangun dengan menggunakan gerbang logika dasar. Adapun gerbang yang digunakan yaitu gerbang AND, OR, dan NOT. Disebelah kiri kita menggunakan inputan logika dari saklar untuk dikondisikan sebagai sensor air laut sedangkan di sebelah kanan saklar dikondisikan sebagai sensor air waduk dan saklar disebelah kanan bawah dikondikan sebagai sensor warning. Saklar disini akan mengeluarkan kondisi 0 dan 1 atau GND dan VCC.
Skema Rangkain Menggunakan IC
Skema Rangkain Menggunakan IC
Gambar diatas merupakan rangkaian real dengan menggunakan IC, untuk membangun sistem ini setidaknya kita membutuhkan 11 IC dengan 3 buah IC tipe 7432, 6 buah IC tipe 7408 dan 2 buah IC tipe 7404. Untuk persamaannya dari rangkaian dapat dilihat pada gambar dibawah.
Persamaan dari Rangkaian Pembuangan Air Waduk Otomatis
Persamaan dari Rangkaian Pembuangan Air Waduk Otomatis

Video Simulasi

Related Posts:

Dasar Pengontrolan Motor Stepper

Motor stepper termasuk salah satu motor DC yang operasionalnya dibidang robotic sudah lama dikenal. Motor DC yang umum menggunakan belitan yang disatukan yang dicatu dari dua kabel positif dan negatif. Perubahan polaritas kabel akan mengubah gerakan motor ke arah yang berlawanan (seperti motor pemutar pita rekaman). Lain halnya dengan stepper yang terdiri dari 4 belitan yang terpisah pencantuannya melalui kabel tersendiri untuk mencatu setiap belitan, karenanya pada dasarnya stepper ini memiliki 6 buah kabel untuk mencatu gerakannya. Dua buah kabel pencatu adalah kabel bersama yang disatukan dan dihubungkan ke catu tegangan penggerak berpolaritas positip. Konfigurasi motor stepper ini terlihat pada gambar dibawah ini.
Motor stepper unipolar dengan common yang digabung
Motor stepper unipolar dengan common yang digabung
Tabel Pergerakan motor stepper

No
L 1
L 2
L 3
L 4
1
0
0
1
1
2
1
0
0
1
3
1
1
0
0
4
0
1
1
0

Biasanya kabel moteor stepper terpisah menjadi 3 kabel dan 3 kabel. Dengan mengukur harga tahanan antar kabel maka kita dapat menemukan kabel yang akan disatukan (kabel bersama). Harga tahanan lilitan biasanyan tertulis pada label stepper tersebut misalnya 70 ohm. Kedua kabel bersma ini dihubungkan ke positip power. Umumnya power untuk stepper adalah 12 VDC. Karena kedua kabelnya dihubungkan ke positip power maka kini tinggal 4 kabel lagi. Perhatikanlah gambar motor stepper dan tabel pergerakan di atas, ada 4 lilitan yang kutub-kutubnya terhubung pada 4 kabel yang kini kita bahas. Untuk menggerakkan stepper maka setiap lilitan harus mendapat catuan tegangan seperti yang di tunjukkan oleh tabel diatas. Bit 0 menyatakan kabel tersebut tidak terhubung ke positip maupun negatip atau ground, sedangkan bit 1 menyatakan kabel terhubung ke polaritas negatip ataupun ground. Perhatikan lagi urutan lilitan yang sengaja disilang penyusunannya yaitu L1, L3, L2 lalu l4. Hal ini disusun demikian agar mempermudah pengontrolan pemberian catuan ataupun pergerakannya.

Dengan memberikan urutan catuan seperti tabel diatas yang dimulai dari nomor 1 hingga nomor 4, maka stepper akan bergerak ke kanan. Bila urutannya diubah dari nomor 4 hingga nomor 1, maka stepper akan bergerak ke kiri.

Perhatikan pergerakan bit-bit pada tabel tersebut, mulai nomor 1 hingga nomor 4, maka terlihat bahwa bit-bit tersebut digeser ke kanan, hal ini layaknya sebuah Ring Counter yang bergerak ke kanan. Masalahnya sekarang adalah dari ke-4 yang tersisa. Kita tidak dapat dengan pasti memastikan langsung yang manakah L1, L2, L3 ataupun L4. Karenanya untuk pertama sekali bila ternyata stepper tidak bergerak atau hanya berdetak-detak saja, maka kemungkinan antara L1 dan L2 atau L3 dan L4 ada yang terbalik pemasangannya.

Motor stepper hanya dapat bekerja dengan catuan minimum 12 VDC dan memakai arus listrik yang cukup besar, karenannya stepper ini tidak dapat dikendalikan langsung menggunakan komponen IC atau langsung dicatu oleh komputer. Kita harus menggunakan suatu perangkat pembantu untuk mengatasi hal ini yang disebut ‘DRIVER’. Driver adalah alat bantu yang menaikan level tegangan dan arus sinyal penggerak sesuai dengan beban yang dikendalikan.

Related Posts:

Blok Diagram Mikroprosesor 8085

Mikroprosesor secara umum terdiri dari: ALU (Arithmetic Logic Unit), Control and Timing Unit, dan Array Register (Register Larik). Fungsi utama Mikroprosesor adalah sebagai unit yang mengendalikan seluruh kerja sistem mikroprosesor.
Blok Diagram Mikroprosesor
Blok Diagram Mikroprosesor
Mikroprosesor terdiri dari beberapa bagian:
Register
berfungsi untuk sebagai tempat penyimpanan sementara data, alamat, kode instruksi dan bit status berbagai operasi mikroprosesor. Fungsinya hampir sama dengan piranti memori mikroprosesor dengan perbedaan bahwa: memori berada diluar mikroprosesor sedangkan register berada didalam mikroprosesor. Memori diidentifikasi dengan alamat sedangkan register diidentifikasi dengan nama register oleh mikroprosesor.

ALU (Arithmatic and Logic Unit)
berfungsi untuk mengerjakan perintah–perintah logika dan operasi aritmetika dalam memproses data.

Timing and Control Unit
berfungsi untuk mengambil dan mendekodekan instruksi dari memori program dan membangkitkan sinyal kendali yang diperlukan oleh bagian lain dari mikroprosesor untuk melaksanakan instruksi tersebut. Timing & Control Unit berfungsi sebagai pembangkit daur-waktu untuk antarmuka dengan peripheral pada bus alamat, data dan kontrol. Selain itu mengendalikan bus-bus tambahan lainnya seperti interupsi, DMA dan lain sebagainya.

Memori 
digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan sebagai program maupun sebagai penyimpan data yang diproses oleh CPU. Dua tipe memori yang dikenal adalah RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only Memory). Kedua jenis memori ini jika digunakan pada sistem berbasis mikroprosesor umumnya diletakkan pada ruang pengaksesan yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat peta memori untuk kedua jenis memori ini.

Berdasarkan pada hilang atau tidaknya data/program di dalam penyimpanan yaitu:
  • Volatile Storage, Berkas data atau program akan hilang jika listrik padam.
  • Non Volatile Storage. Berkas data atau program tidak akan hilang sekalipun listrik dipadamkan.
Berdasarkan Pengaksesan memory terbagi menjadi dua yaitu:
  • RAM (RANDOM ACCESS MEMORY). Bagian dari main memory, yang dapat kita isi dengan data atau program dari diskette atau sumber lain. Dimana data-data dapat ditulis maupun dibaca pada lokasi dimana saja didalam memori. RAM bersifat VOLATILE
  • ROM (READ ONLY MEMORY). Memori yang hanya dapat dibaca. Pengisian ROM dengan program maupun data, dikerjakan oleh pabrik. ROM biasanya sudah ditulisi program maupun data dari pabrik dengan tujuan-tujuan khusus. Misal: Diisi penterjemah (interpreter) dalam bahasa basic. Jadi ROM tidak termasuk sebagai memori yang dapat kita pergunakan untuk program-program yang kita buat. ROM bersifat NON VOLATILE
Tipe Lain dari ROM Chip yaitu :
  • PROM (Programable Read Only Memory)
merupakan sebuah chip memory yang hanya dapat diisi data satu kali saja. Sekali saja program dimasukkan ke dalam sebuah PROM, maka program tersebut akan berada pada PROM seterusnya. Berbeda halnya dengan RAM, pada PROM data akan tetap ada walaupun komputer dimatikan.

Perbedaan mendasar antara PROM dan ROM (Read Only Memory) adalah bahwa PROM diproduksi sebagai memory kosong, sedangkan ROM telah diprogram pada waktu diproduksi. Untuk menuliskan data pada chip PROM, dibutuhkan ‘PROM Programmer‘ atau ‘PROM Burner’
  • EPROM (Erasable Programable Read Only Memory).
Jenis khusus PROM yang dapat dihapus dengan bantuan sinar ultra violet. Setelah dihapus, EPROM dapat diprogram lagi.
  • EEPROM (Electrically Erasable Programable Read Only Memory).
EEPROM hampir sama dengan EPROM, hanya saja untuk menghapus datanya memerlukan arus listrik. EEPROM adalah tipe khusus dari PROM (Programmable Read-Only Memory) yang bisa dihapus dengan memakai perintah elektris. Seperti juga tipe PROM lainnya, EEPROM dapat menyimpan isi datanya, bahkan saat listrik sudah dimatikan.

Sistem Kerja Memori.
Sistem operasi kerja memori, prinsipnya terdiri dari dua yaitu operasi baca dan operasi tulis. Bila prosesor melakukan perintah baca ke memori maka prosesor mengirimkan alamat data yang akan diakses, kemudian mengirimkan sinyal kendali read (baca) yang memerintahkan pada memori untuk mengeluarkan data pada alamat yang ditunjukkan pada bus data. Operasi tulis yaitu bila prosesor akan menyimpan data, informasi, instruksi atau kode operasi ke memori. Dalam operasi tulis data, mikroprosesor terlebih dahulu mengirimkan alamat melalui bus alamat ke memori, yang menunjukkan lokasi alamat data pada memori yang akan ditulis. Selanjutnya sinyal write (tulis) dikirimkan yang memberikan perintah kepada memori untuk menyediakan tempat pada memori untuk data yang ada pada bus data dengan alamat sesuai yang ditunjukkan pada bus alamat. Siklus kerja memori diperlihatkan pada gambar berikut.
Diagram siklus waktu operasi baca dari memori
Diagram siklus waktu operasi baca dari memori
Penjelasan gambar diats adalah sebagai berikut:
  • Mikroprosesor menempatkan alamat data yang akan dibaca pada bus alamat.
  • Mikroprosesor memberikan pulsa sinyal kendali baca (aktif rendah).
  • Saat sinyal kendali aktif rendah, data pada bus data siap diambil / dibaca.
  • Data sahih siap dibaca oleh mikroprosesor
  • Prosesor mengambil data dari bus data
  • Sinyal kendali kembali pada level tinggi.
    Diagram siklus waktu operasi tulis pada memori
    Diagram siklus waktu operasi tulis pada memori
Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut:
  • Mikroprosesor memberikan data yang akan ditulis pada memori pada bus data.
  • Mikroprosesor selanjutnya memberikan alamat lokasi data pada memori untuk data yang akan ditulis pada memori ke bus alamat.
  • Prosesor kemudian memberikan sinyal kendali tulis (aktif rendah).
  • Saat sinyal kendali pada posisi rendah, data otomatis ditulis pada memori dengan alamat lokasi pada alamat yang ditunjukkan bus alamat.
  • Sinyal kendali kembali ke posisi level tinggi.
  • Memori siap menerima instruksi selanjutnya. 
Unit Masukan dan Keluaran
Perantara antara mikroprosesor dengan dunia luar merupakan tugas dari unit masukan dan keluaran pada suatu sistem mikroprosesor. Tanpa unit masukan dan keluaran maka data yang diolah hanya berputar-putar dalam sistem mikroprosesor, tanpa ada keluaran yang dapat diterima lingkungan luar sistem mikroprosesor.

Teknik masukan dan keluaran pada sistem mikroprosesor dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu:
  • Sistem Paralel, Data masukan/keluaran dikirimkan dalam bentuk delapan bit paralel.
  • Sistem Serial, Data masukan/keluaran dikirim secara bit per bit berurutan melalui satu jalur.
Beberapa fungsi lain dari mikroprosesor, antara lain:
  1. Mengambil instruksi dan data dari memori.
  2. Memindah data dari dan ke memori.
  3. Mengirim sinyal kendali dan melayani sinyal interupsi.
  4. Menyediakan pewaktuan untuk siklus kerja sistem mikroprosesor.
  5. Mengerjakan fungsi – fungsi operasi logika dan aritmatika.

Related Posts:

Deskripsi Fungsional 8085

Deskripsi Fungsional 8085
Deskripsi Fungsional 8085 
Mikroprosesor 8085A adalah 8 bit paralel central processor, hanya membutuhkan catu daya tunggal +5 volt dengan clock speed adalah 3,2 MHz, terdiri dari CPU, sebuah chip RAM/ IO, sebuah ROM atau PROM/IO.

8085A menggunakan multiplexed Data Bus. Address adalah kombinasi antara higher 8 bit Address Bus dan lower 8 bit Address/Data Bus. Selama siklus pertama address dikirim, lower 8 bits di-latched ke peripherals oleh Address Latch Enable (ALE). Selama siklus mesin rest, data Bus digunakan untuk memory atau data I/O.

8085A menyediakan signal RD, WR, IO/Memory dan control Interrupt Acknowledge signal (INTA) untuk bus. Hold, Ready, dan semua Interrupts di synkronisasi. 8085A juga menyediakan jalur serial input data (SID) dan serial output data (SOD) untuk serial interface.

Sebagai tambahan, 8085A memiliki tiga maskable, restart interrupts and one non-maskable trap interrupt. 8085A menyediakan signal RD, WR and IO/M untuk Bus control.

Informasi Status
Informasi status dari 8085A, ALE sebagai status strobe. Status ini mengkodekan dan menghasilkan timing dari type transfer bus yang dilakukan dan signal status siklus IO/M. Pengkodean So, S1 menunjukkan status informasi: HALT, WRITE, READ, FETCH.

S1 menyatakan sebagai R/W pada bus transfers. 8 bit LSB dari address dimultipleks dengan data status. ALE digunakan sebagai strobe untuk memasukkan setengah lower address ke memory atau peripheral address latch.

Interrupt dan Serial I/O
8085A mempunyai 5 interrupt input: INTR, RST5.5, RST6.5, RST 7.5, and TRAP. INTR. RESTART inputs, 5.5, 6.5. 7.5, adalah programmable mask. TRAP, RESTART adalah nonmaskable. Interupsi RESTART menyebabkan eksekusi internal RST (menyimpan program counter di dalam stack dan lompat ke alamat RESTART) jika interrupts enabled dan jika interrupt mask tidak set. Non-maskable TRAP menyebabkan internal eksekusi RST tidak bergantung keadaan interrupt enable or masks. Interrupts dikelompokkan pada tingkat prioritas, TRAP highest priority, RST 7.5, RST 6.5, RST 5.5, INTR lowest priority.

Mikroprosesor Intel 8085 mempunyai kemampuan kerja dengan kecepatan pelaksana instruksi sebesar 1,3µs dan membutuhkan arus maksimum sebesar 170mA. Penyemat masukan memerlukan arus sebesar kurang dari 10 µA dan kapasitansi 10 pF. Hal ini berarti bahwa penyemat masukan Intel 8085 dapat langsung dihubungkan dengan keluarga rangkaian terpadu (TTL, NMOS atau CMOS) tanpa harus melalui suatu rangkaian antarmuka khusus.

Fitur Mikroprosesor 8085 antara lain:
  1. Mikroprosesor 8 bit
  2. N-MOS Technology
  3. Mempunyai clock generator dengan eksternal Kristal, jaringan LC atau RC sebagai penentu frekwensi pembangkit clock.
  4. Memiliki 16 bit alamat (memiliki 216 = 65536 bytes (64KB) lokasi memory melalui A8- A15dan 8 bit data ( D0 – D7) yang dimultipleks pada saluran alamat (A8- A15 ). 8 jalur saluran alamat sebagai lower.
  5. Menyediakan 6 register serba guna (B, C, D, E, H, L)
  6. Sebuah register Program Counter (PC) 16 bit
  7. Sebuah register Stack Pointer (SP) 16 bit
  8. Enam buah register serbaguna (general purpose register) yang dapat dijadikan pasangan register yaitu: BC, DE, dan HL.
  9. Membutuhkan signal power supply +5V dan beroperasi pada 3.2 MHZ single phase clock. 
  10. Memiliki 246 instruksi
  11. Menyediakan fasilitas untuk masukan dan keluaran serial
  12. Mendukung adanya permintaan interupsi. Tersedia 5 buah masukan interupsi.
  13. Terdiri dari 40 pins DIP (Dual in line package).

Related Posts:

Diagram CPU 8085

Mikroprosesor 8085 merupakan mikroprosesor sederhana dan dikemas dalam bentuk DIP (Dual Inline Package) dengan jumlah penyemat sebanyak 40 buah. Mikroprosesor 8085 memiliki jumlah Bus Alamat sebanyak 16 bit dengan demikian dapat mengakses memori secara langsung sebanyak 216 alamat memori atau sebanyak 65535 alamat, sering disebut sebagai 64K x 8 Bit atau 64KByte memori secara langsung. Jumlah Bus Data adalah 8 bit, dengan demikian dapat menghubungi peripheral dengan lebar data (Data Path Width) 8 bit. Mikroprosesor ini tidak memiliki bus alamat 16 bit secara terpisah, melainkan bus alamat byte terendah (low significant byte) yaitu A0..A7 dimultiplek dengan Bus Data D0..D7.
Chip IC Mikroprosesor 8085
Chip IC Mikroprosesor 8085
Diagram Pin Mikroprosesor 8085[data sheet 8085]
Diagram Pin Mikroprosesor 8085
Deskripsi Pin 8085:
A8 - A15 (Output 3 State)
Address Bus; Yang paling signifikan 8 bit dari alamat memori atau 8 bit dari alamat I/O, 3 stated mode Hold dan Halt.

AD0 - AD7 (Input/Output 3state)
Multiplexed Address/Data Bus; Lower 8 bits memory address (atau I/0 address) muncul pada bus selama siklus clock pertama dari state machine. Ini kemudian menjadi bus data selama siklus clock kedua dan ketiga. 3 stated mode Hold dan Halt.

ALE (Output)
Address Latch Enable: Hal ini terjadi selama siklus clock pertama dari state machine dan memungkinkan alamat untuk latch ke chiplatch pada peripheral. Tepi turun (falling edge) ALE adalah set untuk menjamin waktu setup dan hold untuk informasi alamat. ALE juga dapat digunakan untuk strobe informasi status. ALE tidak pernah 3 stated.

S0, S1 (Output)
Data Bus Status, mengkodekan status bus cycle:
S1 dapat digunakan sebagai status advanced R/W.
S1
S0
Status
0
0
HALT
0
1
WRITE
1
0
READ
1
1
FETCH

RD (Output 3state)
READ: mengindikasikan pemilihan memori atau peralatan I/O untuk dibaca dan Data Bus tersedia untuk transfer data.

WR (Output 3state)
WRITE: mengindikasikan data pada data bus ditulis ke memori atau peralatan I/O. Data adalah set pada tepi naik (trailing edge) WR. 3 stated selama mode Hold dan Halt.

READY (Input)
Jika Ready set selama siklus baca atau tulis, menunjukkan bahwa memori atau peripheral adalah siap untuk mengirim atau menerima data. Jika Ready low, CPU akan menunggu sampai Ready high sebelum menyelesaikan siklus baca atau tulis.

HOLD (Input)
HOLD: menunjukkan bahwa master lain adalah meminta penggunaan Alamat dan Bus Data. CPU, setelah menerima permintaan Hold akan melepaskan penggunaan bus segera penyelesaian siklus mesin saat ini. Proses internal dapat berlanjut. Prosesor dapat mengembalikan bus hanya setelah Hold dihapus. Ketika diketahui ada line Hold, Alamat, Data, RD, WR, dan IO / M adalah 3 stated.

HLDA (Output)
HOLD ACKNOWLEDGE: menunjukkan bahwa CPU telah menerima permintaan Hold dan akan melepaskan penggunaan bus dalam siklus clock berikutnya. HLDA low setelah permintaan Hold dihilangkan. CPU mengambil bus setelah setengah siklus clock HLDA low.

INTR (Input)
INTERRUPT REQUEST: digunakan sebagai interupsi tujuan umum. Ini adalah sampel hanya selama setelah siklus clock terakhir dari instruksi. Jika aktif, Program Counter (PC) tidak incrementing dan INTA akan dikeluarkan. Selama siklus ini restart atau instruksi CALL dapat dimasukkan untuk melompat ke rutin layanan interupsi. INTR diaktifkan dan dinonaktifkan oleh perangkat lunak. Hal ini dinonaktifkan oleh Reset dan segera setelah interrupt diterima.

INTA (Output)
INTERRUPT ACKNOWLEDGE: digunakan sebagai pengganti (dan memiliki waktu yang sama) RD selama siklus Instruksi setelah INTR diterima. Hal ini dapat digunakan untuk mengaktifkan chip 8259 atau beberapa port interrupt interupsi yang lain.
  • RST 5.5
  • RST 6.5 - (Inputs)
  • RST 7.5 
RESTART INTERRUPTS
Tiga input ini mempunyai waktu yang sama sebagai INTR hanya saja mereka menyebabkan restart internal untuk secara otomatis dimasukkan.
  • RST 7.5 ~~ Highest Priority
  • RST 6.5
  • RST 5.5 ~~ Lowest Priority
Prioritas interupsi tersebut diperintahkan seperti yang ditunjukkan di atas. interupsi ini memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada INTR.

TRAP (Input)
Trap interrupt adalah interupsi restart nonmaskable. Hal ini hampir sama seperti INTR. Hal ini tidak terpengaruh oleh masker atau Interrupt Enable. memiliki prioritas tertinggi dari interupsi apapun.

RESET IN (Input)
Reset Set adalah Program Counter ke nol dan me-reset Interrupt Enable dan HLDA flipflops. Tak satu pun dari flag atau register (kecuali register instruksi) mempengaruhi CPU ini di kondisi reset selama Reset diterapkan.

RESET OUT (Output)
Menunjukkan CPlJ sedang Reset. Dapat digunakan sebagai sistem RESET. Sinyal disinkronkan dengan Clock prosesor.

X1, X2 (Input)
Kristal atau Rangkaian R/C untuk mengatur pembangkit Clock internal. X1 juga dapat menjadi masukan clock eksternal kristal. Frekuensi input dibagi 2 untuk memberikan frekuensi operasi internal.

CLK (Output)
Clock Output digunakan sebagai Clock sistem ketika jaringan kristal atau R/C digunakan sebagai masukan ke CPU. Periode CLK adalah dua kali X1, X2 periode masukan.

IO/M (Output)
IO / M menunjukkan apakah Read/Write pada memori atau l / O Tristated selama Hold dan Halt mode.

SID (Input)
Serial input data line adalah Data pada Line yang dimuat ke akumulator bit 7 setiap kali instruksi RIM dijalankan.

SOD (output)
Serial output data line. Output SOD set atau reset sebagaimana ditentukan oleh instruksi SIM.

Vcc, 
+5 volt supply.
Vss, 
Ground.

Related Posts:

Kumpulan Instruksi Mikroprosesor 8085

Instruksi Mikroprosesor 8085
Instruksi Mikroprosesor 8085
MOV A, M 
mengisi reg. A dengan data yang ada di memori 8000 atau reg, A ← M (HL) atau reg, A ← M (8000)

MVI M, 40h 
mengisi memori yang alamatnya ditunjukan oleh pasangan reg. HL

MOV reg2, reg1 
pemindahan data dari register 1 ke register 2

STA Alamat 
pemindahan isi reg. A ke memori pada alamat yang di tunjukan

LDA Alamat 
kebalikan perintah STA, yaitu memindahkan data dari memori yang di tunjukan ke reg. A

STAX preg 
sama halnya seperti STA, hanya saja alamat memorinya tidak di tunjukan secara langsung melainkan di tunjukan oleh pasangan register yang di tunjukan pada preg (pasangan register)

LDAX preg
memindahkan data dari memori yang di tunjukan pasangan register ke reg. A

IN PORT
mengambil data dari port yang nomornya di tunjukan ke reg. A

OUT PORT
mengeluarkan data dari reg. A ke port keluaran

LHLD Alamat
pemindahan data 16 bit dari memori yang alamat ditunjukkan ke pasangan register HL. Alamat yang ditunjukkan akan mengisi reg. L lalu alamat berikutnya akan mengisi reg. H

SHLD Alamat
kebalikan dari perintah LHLD.

PUSH preg
menyimpan isi pasangan register ke memori yang alamat nya ditunjukkan oleh reg.SP. isi register yang di sebutkan akan disimpan di memori yang ditunjukkan oleh reg.SP dikurangi satu alamat, sedangkan isi pasangannya disimpan di bawahnya.

POP preg
memindahkan kembali data yang telah disimpan dengan perintah push sebelumnya dan meletakkan kepada pasangan register yang ditunjukkan. Setelah perintah POP ini dilakasanakan maka reg.SP akan bertambah 2 alamat. Perhatikan bahwa setelah perintah push dijalankan maka alamat SP akan berkurang 2 hingga setiap kali data disimpan maka data terus bertumpuk ke bawah. Lalu bila perintah POP dijalankan maka alamat SP akan naik 2 terus dan data diambil mulai dari alamat bawah. Artinya adalah tidak mungkin terjadi tumpang tindih penyimpanan karena setiap kali menyimpan SP akan turun, begitu pula tidak akan pernah ada pengambilan data pada alamat yang sama karena setiap pengambilan dengan perintah POP alamat SP bertambah 2.

MVI reg, data 
dimaksudkan untuk mengisi register dengan data 8 bit.

LXI preg, data 
dimaksudkan untuk mengisi pasangan register dengan data 16 bit.

ANA reg
Melakukan proses AND antara isi register A dengan isi register yang disebutkan.

ORI data 
Melakukan proses OR antara isi register A dengan data 8 bit yang disebutkan.

XRA reg 
Melakukan proses EXOR antara register A dengan isi register yang disebutkan.

RAR 
Menggeser isi register A ke kanan 1 bit, bit LSB akan dimasukkan ke carry sedangkan isi carry yang sebelumnya dimasukkan ke bit MSB.

ADD reg 
menjumlahkan isi reg,A dengan isi register yang disebutkan. Hasil penjumlahan akan disimpan kembali ke reg.A.

ADC reg 
menjumlahkan isi reg.A dengan isi register yang disebutkan dan menjumlahkannya lagi dengan bit carry sebelum perintah ini dijalankan.

ADI data
menjumlahkan isi reg. A dengan data 8 bit yang disebutkan.

SUB reg 
mengurangi reg A dengan isi register yang disebutkan.

SBB reg 
mengurangi reg A dengan isi register yang disebutkan dan dikurangi lagi dengan bit carry sebelum perintah ini dilaksanakan.

SUI data 
mengurangi isi reg. A dengan data 8 bit dan meletakkan hasilnya kembali ke reg.A

SBI data 
mengurangi isi reg A dengan data 8 bit dan menguranginya lagi dengan bit carry sebelumnya

INR reg 
menambahkan isi register yang disebutkan dengan 1 dan meletakkannya kembali ke register tersebut.

DCR reg 
mengurangi isi register yang disebutkan dengan 1

DAD reg 
menjumlahkan isi pasangan register yang disebutkan dengan isi pasangan register HL dan meletakkan hasilnya ke pasangan register HL.

INX reg 
menambahkan isi pasangan register yang disebutkan dengan 1.

DCX reg 
mengurangi isi pasangan register yang disebutkan dengan 1.

CMP reg 
membandingkan isi reg.A dengan isi register yang disebutkan. Karena hanya membandingkan maka isi reg. A ataupun isi register bandingannya tidak mengalami perubahan isi/datanya. Perintah ini hanya mempengaruhi bit-bit status pada reg. Flag dan untuk dipakai bersama perintah-perintah bersyarat. Proses perbandingan yang dilakukan sama dengan proses pengurangan pada perintah SUB reg.

CPI data 
membandingkan isi reg. A dengan data 8 bit yang disebutkan.

XCHG 
pertukaran isi antara pasangan reg.HL dengan REG.DE

SPHL 
pertukaran isi antara pasangan reg. HL dengan reg.Sp

PCHL 
pertukaran isi antara pasangan reg. HL dengan reg.PC

JMP ALAMAT 
selanjutnya program akan menjalankan baris program yang alamatnya disebutkan pada perinta

CALL alamat 
memanggil program bagian yang beralamat awal seperti yang diberikan.

CALL OFFA 
menyisipkan program bagian yang berada pada alamat awal OFFA (program pada OFFA adalah program Delay)

RET 
perintah yang digunakan untuk kembali ke program utama. Perintah kembali ini tidak memerlukan petunjuk alamat karena secara otomatis akan kembali ke baris program di bawah baris program pemanggilnya pada program utama.

DAA 
isi reg A = 1B menjadi 21 BCD. B(Heksadesimal) = 11(Desimal). Angka 11 dalam decimal terjadi carry 1 dan carry ini dijumlahkan pada bilangan dikirinya, maka Reg. A = 21. Perintah ini bukan inverse heksa ke decimal, karena 1B (H) = 27 (D).

Related Posts:

Program Perkalian dan Penjumlahan Metode Perulangan - Visual Basic 6

Program untuk membuat sebuah operasi perkalian (*) dan penjumlahan (+) yang tampil dikomponen listbox dengan menginputkan jumlah perulangan 
Program Perkalian dan Penjumlahan Metode Perulangan
Program Perkalian dan Penjumlahan Metode Perulangan
Private Sub Command1_Click()
List1.Clear
Text3.Text = ""
bil1 = Val(Text1.Text)
bil2 = Val(Text2.Text)
Text3.Text = bil1 & " + " & bil2 & " = " & bil1 + bil2
For i = 0 To bil2
List1.AddItem bil1 & " + " & i & " = " & bil1 + i
Next
End Sub
Private Sub Command2_Click()
List1.Clear
Text3.Text = ""
bil1 = Val(Text1.Text)
bil2 = Val(Text2.Text)
Text3.Text = bil1 & " * " & bil2 & " = " & bil1 * bil2
For i = 0 To bil2
List1.AddItem bil1 & " * " & i & " = " & bil1 * i
Next
End Sub
Private Sub Command3_Click()
End
End Sub

Related Posts:

Program Looping - Visual Basic 6

Program Aplikasi dengan Menggunakan Pernyataan For…Next.
1. Membuatlah sebuah aplikasi baru (File | New Project | Standard EXE)
2. Memasukan 2 TextBox, 2 Label, 1 ListBox dan 2 CommandButton
3. Menggantilah properties masing-masing komponen seperti tertera dibawah ini :

Object
Properties
Value
Form1
Caption
Looping
Label
Caption
Contoh Looping
Label2
Caption
Jenis Looping
Label3
Caption
Banyaknya Looping
Label4
Caption
Ketikan Bandung - Lampung
Text1
Text
<kosong>
Text2
Text
<kosong>
ComboBox1
Text Name
<kosong>cmbJenisLooping
List1 Box


Command1 
Caption
Looping
Command2
Caption
Keluar

4. Sesuai dengan Layout berikut :
Program Looping
Program Looping
5.Memasukan code untuk CommandButton Looping
Dim Count As Integer Dim i As Integer Count = Val(Text1.Text)
If Count <= 0 Then
MsgBox "Nilai harus besar dari 0", vbInformation, "Error" ElseList1.Clear i =0
Select Case cmbJenisLooping.ListIndex Case 0:
For i = 0 To Count - 1
List1. AddItem Text2.Text &" data ke - " & i + 1 & " For -- Next", i Next i Case 1:
While i < Count
List1. AddItem Text2.Text &" data ke - " & i + 1 & " While -- Wend", i i = i + 1 Wend
Case Else Do
List1. AddItem Text2.Text &" data ke - " & i + 1 & " Do - - Loop Until", i i = i + 1
Loop Until i > Count - 1 End Select End If
6. Memasukan code untuk FormLoad
cmbJenisLooping.AddItem "For -- next"
cmbJenisLooping.AddItem "While -- wend"
cmbJenisLooping.AddItem "Do loop until"
cmbJenisLooping.ListIndex = 0
7. Memasukan code untuk commandButton Keluar
Unload Me
8. Menekan F5 untuk menjalankan program (Running)

Related Posts: